Jumat, 22 April 2011

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN CARA PEMECAHANNYA DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2004 BAGI GURU KELAS X SMA NEGERI SEKOTA TARAKAN

I . PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang
Untuk mewujudkan pembangunan di bidang pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan dan penyempurnaan pendidikan tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan.
Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama yang berkaitan dengan kurikulum. Saat ini telah diberlakukan kurikulum 2004 yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi, untuk jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan sekolah kejuruan.
Penyelenggaraan kurikulum 2004 secara serentak dilaksanakan mulai tahun ajaran 2004/2005, dengan terlebih dahulu diawali pelaksanaan pilot project pada beberapa sekolah unggulan di berbagai daerah. Namun pelaksanaan kurikulum 2004 di berbagai sekolah negeri ini banyak mendapatkan kendala yang sifatnya struktural dan sosio-psiko kultural. Komponen strategis pembelajaran, yakni para guru di banyak daerah, belum banyak memahami apa, bagaimana, dan metode pembelajaran sekolah dengan sistem kurikulum berbasis kompetensi (KBK) (Yulianto, 2004).
Beberapa hambatan struktural diantaranya belum adanya goodwill dari pemerintah (pemerintah daerah), baik dari alokasi dana pendidikan atau bantuan teknis, untuk pengembangan kualitas guru dan sekolah (Yulianto, 2004).
Sedangkan faktor sosio-kultural berkaitan dengan masih kuatnya budaya feodalisme dalam pola pendidikan di sekolah, yang membelenggu kreativitas dan imajinasi intelektual guru. Guru sebagai komponen strategis dalam proses pembelajaran berpotensi menjadi titik lemah atau penghambat pokok dalam ketercapaian proses pembelajaran berbasis kompetensi ketika tidak mampu mencapai kematangan profesional.
Menurut Maheri (2004) yang melaksanakan penelitian tentang penerapan KBK di salah satu sekolah uji coba mengungkapkan bahwa secara umum pembelajaran berjalan baik, tetapi belum semua guru mengembangkan secara kreatif baik materi, metode pembelajaran, pengalaman belajar yang mengarah pada pengembangan life skills, maupun alternatif penilaian yang variatif disamping sarana belajar yang sangat terbatas. Guru mengalami kesulitan mendeteksi karakteristik siswa secara individual, hal itu disebabkan karena jumlah siswa yang relatif banyak dan penempatan siswa dalam rombongan belajar yang heterogen.
Menurut Sugiaryo (dalam Yulianto, 2004) KBK pada hakikatnya menekankan segi profesionalisme guru dalam menggali sumber bahan ajar yang multi sumber. Dalam hal itu termasuk pengalaman di lapangan untuk menjalankan trifungsi edukatifnya, yaitu sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator bagi perkembangan intelektual dan sosial anak didik. 3
Dalam pembelajaran biologi, adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Hal lain yang harus disadari oleh guru dalam mengembangkan pembelajaran biologi adalah mencakup pengetahuan, proses investigasi/eksplorasi, dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata.
Peningkatan mutu pendidikan hanya mungkin dicapai apabila semua komponen dalam pendidikan yaitu peserta didik, pendidik, sarana serta kurikulum saling berinteraksi dengan baik. Diantara faktor-faktor tersebut, guru merupakan faktor yang secara langsung bertanggung jawab atas keberhasilan proses pembelajaran yang dikembangkan khususnya di kelas.
Guru memegang peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Fasilitas belajar tersebut dapat berupa variasi pendekatan pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang kreatif serta yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamatan, dan eksplorasi.
Sarana dan prasarana juga dapat mempengaruhi secara langsung keberhasilan proses belajar siswa, kelengkapan sarana dan prasarana akan lebih memudahkan guru untuk berkreasi dan memodifikasi kegiatan pembelajaran. Sedangkan kurikulum merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tujuan pembelajaran. Dengan adanya kurikulum, seorang siswa akan lebih terarah dalam mencapai kompetensi tertentu.
Salah satu daerah yang mulai melaksanakan KBK di tahun 2004/2005 adalah Sekota Tarakan. Di Tarakan tersebut terdapat jumlah ,,,,,,,,, SMA Negeri  
yang telah melaksanakan KBK pada tahun ajaran 2004/2005. SMA Negeri yang ada sekota Tarakan memiliki letak geografis, latar belakang siswa, maupun kelengkapan sarana dan prasarana yang berbeda. Berdasarkan bera-gamnya kondisi SMA Negeri di Kota tersebut, dapat dijadikan dasar penelitian untuk mengetahui hambatan-hambatan apakah yang dialami oleh guru biologi dan upaya apa sajakah yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2004.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Hambatan Proses Pembelajaran Biologi dan Cara Pemecahannya dalam Pelaksanaan Kurikulum 2004 bagi Guru Kelas X SMA Negeri -sekota Tarakan”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Hambatan-hambatan apakah yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan dalam proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004?
2. Bagaimanakah alternatif cara pemecahan hambatan-hambatan yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul skripsi yang diajukan, maka diperlukan adanya penjelasan yang terperinci, sebagai berikut.
5
1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana duduk perkaranya. (Poerwadarminta, 2002). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan analisis adalah penguraian dan penelaahan hambatan proses pembelajaran biologi dan alternatif cara mengatasinya dalam pelaksanaan kurikulum 2004.
2. Hambatan
Hambatan berarti halangan, rintangan (Poerwadarminta, 2002), hambatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu atau keadaan yang menghambat atau menyulitkan dalam proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004.
3. Pembelajaran Biologi
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pembelajaran biologi adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar biologi.
4. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002a).
5. Cara Pemecahan
Pemecahan adalah cara memecahkan (Poerwadarminta, 2002), cara pemecahan yang dimaksud dalam penelitian adalah upaya atau cara untuk mengatasi
hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran biologi dengan sistem kurikulum 2004 yang dilaksanakan di SMA.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan dalam proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004.
2. Untuk mengidentifikasi alternatif cara pemecahan hambatan yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan dalam proses pem-belajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004.
E. Manfaat penelitian
Dengan teridentifikasinya hambatan serta berbagai macam alternatif cara pemecahannya maka akan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran biologi periode berikutnya, maupun untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum oleh Depdiknas.
II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000).
Menurut Nasution (1994), pembelajaran merupakan suatu usaha untuk men-ciptakan kondisi-kondisi atau mengatur sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pelajaran yang ditentukan. Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi dapat disimpulkan pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
2. Ciri-ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas dimiliki oleh kegiatan pembelajaran, dengan demikian ciri-ciri pembelajaran akan membedakan

pembelajaran dengan kegiatan lain yang bukan pembelajaran. Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran dilaksanakan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
3. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi penge-tahuan keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
4. Unsur-unsur Dinamis Pembelajaran
Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran merupakan unsur-unsur yang diperlukan dalam pembelajaran yang keadaannya dapat berubah-ubah, meliputi:
a. motivasi dan upaya peningkatannya
b. bahan belajar dan upaya peningkatannya 9

c. alat bantu dan upaya penyediannya
d. kondisi siswa dan upaya peningkatannya
e. suasana belajar dan upaya pengembangannya
B. Hambatan-hambatan dalam Proses Pembelajaran
1. Hambatan dalam Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan guna menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif. Kegiatan dalam proses pembelajaran meliputi kompetensi yang harus dicapai, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas serta pengelompokkan siswa dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat 2 hal yang ikut menentukan keberhasilan yaitu pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan proses pengajaran.
Menurut Djamarah dan Aswan Zain (1996) berbagai kesulitan, hambatan yang biasa dihadapi oleh guru jika disesuaikan dengan KBK adalah:
a. kompetensi apa yang mau dicapai
b. materi pelajaran apa yang diperlukan
c. metode, alat mana yang harus dipakai
d. prosedur apa yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi
10
Menurut Sudjarwo (1989), hambatan yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugasnya berkaitan dengan proses pembelajaran sebagai berikut.
a. Kekurangan alat praktikum, alat peraga, dan media.
b. Kekurangan buku pegangan, buku-buku tentang kependidikan dan buku sumber.
c. Motivasi yang kurang dari siswa.
d. Dukungan administrasi yang kurang.
Menurut Mulyati (dalam Tusimah, 2003), unsur-unsur yang terdapat dalam pengajaran ada tiga yaitu:
a. manusia, dalam hal ini adalah guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar
a. institusi, yaitu lembaga atau sekolah sebagai penyedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengajaran
b. pengajaran, yaitu berkaitan dengan kurikulum yang merupakan pedoman materi yang akan diajarkan
Ketiga unsur tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi satu dengan yang lainnya saling terkait. Proses pengajaran yang melibatkan ketiga unsur tersebut dalam kenyataannya tidak selamanya berjalan seperti apa yang diharapkan, karena berbagai hambatan yang dialami pada salah satu unsur pengajaran diatas akan berpengaruh pada unsur lain. Hal ini karena adanya keterkaitan ketiga unsur pengajaran tersebut.
Hambatan yang dihadapi oleh guru berkaitan dengan pengajaran yang dilaksanakan yakni berkaitan dengan perencanaan yang meliputi kompetensi yang 11 harus dicapai, metode mengajar yang digunakan dan evaluasi. Hambatan yang dihadapi institusi dalam hal ini sekolah adalah ketersediaan alat dan bahan, sumber belajar seperti media, alat peraga dan buku serta fasilitas pendukung.
2. Hambatan dalam Penerapan Kurikulum 2004
Hambatan utama penerapan KBK adalah didominasi sikap mental dan cara berpikir pelaku pendidikan, baik kepala sekolah maupun guru yang terbelenggu rutinitas dan hanya mengejar target kurikulum, di samping itu pihak sekolah juga masih terbelenggu dengan anggapan peningkatan mutu diawali dari membangun fisik sekolah yang baik (Syamsyudin dalam Sarnapi 2004).
Ketimpangan rasio guru dan jumlah murid dalam kelas biasa menjadi hambatan tersendiri dalam penerapan kurikulum 2004. Seorang guru melayani 40 siswa merupakan suatu hal yang tidak efektif, jika kurikulum tersebut menargetkan aspek kompetensi pada murid untuk setiap mata pelajaran. Dalam kurikulum 2004 tugas guru menjadi lebih berat, guru tidak lagi hanya berceramah di depan kelas dengan setumpuk buku tapi guru harus kreatif mengarahkan dan mengasuh siswanya sampai benar-benar kompeten terhadap materi pelajaran.
Menurut Wardana (2003), beberapa kendala yang diprediksi akan menjadi ‘pekerjaan rumah’ utama bagi lembaga pendidikan adalah:
a. pengalaman guru yang masih minim
b. alat penunjang kegiatan kegiatan belajar
c. kemandirian lembaga dalam memformat KBK dalam proses jadwal belajar
d. buku penunjang dan perangkat administrasi lainnya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa 12 Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan kurikulum 2004 di salah satu sekolah uji coba (Maheri, 2004) sebagai berikut.
a. Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa urutan materi yang kurang tepat (banyak prasyarat yang belum dipelajari siswa).
b. Sarana dan prasarananya belum banyak tersedia dan yang sudah ada belum digunakan secara optimal.
c. Dalam pengembangan silabus, jika tidak ada kontrol/pembanding mungkin akan dapat menyimpang/keluar dari kompetensi yang diharapkan karena terlalu banyak pengembangan. Pembanding dapat berasal dari silabus yang dibuat musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) biologi di wilayah setempat.
d. Dalam sistem pengujian, guru selalu dituntut tugas yang lebih berat dari pada sistem pengujian yang lalu, sehingga diperlukan adanya pelatihan.
e. Beban guru/wali kelas menjadi lebih banyak dalam menyusun raport.
C. Mata Pelajaran Biologi
1. Pengertian Mata Pelajaran Biologi
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, serta tanggung jawab sebagai seorang warga negara yang bertanggungjawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya.
Pengajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Pada dasarnya, pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam.
2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Biologi
Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga siswa dapat meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai warga negara yang menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan (Depdiknas, 2003a).
Depdiknas (2003a) menyatakan bahwa mata pelajaran biologi bertujuan untuk:
a. memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya
b. mengembangkan keterampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah
c. menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
d. mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari
e. meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan
f. memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan      
3. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi di SMA
Standar kompetensi menggambarkan kemampuan siswa yang sifatnya terukur, yang harus dikembangkan selama proses pembelajaran dari kelas X sampai kelas XII. Memperhatikan kedudukan jenjang pendidikan anak, perkembangan mental anak, karakteristik dan cakupan biologi sebagai ilmu pengetahuan, maka dapat dirumuskan 12 butir standar kompetensi biologi untuk SMA dan 5 butir pertama merupakan standar kompetensi untuk kelas X.
Standar kompetensi untuk kelas X (Depdiknas, 2003b) disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Standar Kompetensi Kelas ,,,,,,,,Mata Pelajaran Biologi. No
Standar Kompetensi
1.
Siswa mampu merencanakan, melaksanakan serta mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah dengan menerapkan sikap ilmiah dalam bidang biologi.
2.
Siswa mampu memahami hakikat biologi sebagai ilmu, menemukan obyek dan ragam persoalan dari berbagai tingkat organisasi kehidupan yang ada di lingkungan sekitar.
3.
Siswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup untuk mempelajari keanekaragaman dan peran keanekaragaman hayati bagi kehidupan.
4.
Siswa mampu menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
5.
Siswa mampu menjelaskan bioteknologi, prinsip-prinsip, peran, dan implikasinya bagi sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas).

 III.   METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se-Kota Tarakan pada bulan……..tahun,,,,,,,,,
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah guru biologi Kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan yang terdiri atas ……. orang dari berapa SMA Negeri yang ada di Kota Tarakan.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik sampling total sampel, seluruh populasi digunakan sebagai objek penelitian menggunakan metode sensus.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah hambatan proses pembelajaran biologi dalam pelaksanaan kurikulum 2004 yang dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikut.
1. Hambatan dalam Persiapan Pembelajaran yang meliputi:
a. Penjabaran kompetensi
b. Alat dan bahan
c. Sumber belajar yang digunakan
d. Organisasi waktu
2. Hambatan dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Faktor Guru
b. Faktor Siswa
3. Hambatan dalam Evaluasi Pembelajaran
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian ex post facto yang bersifat eksploratif yang bertujuan menggambarkan keadaan/status fenomena, dan juga merupakan penelitian kualitatif, dimana penelitian ini untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi guru biologi kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan dalam melaksanakan proses pembelajaran biologi dan cara pemecahannya.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data penelitian berupa kuesioner dan lembar wawancara. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terlebih dahulu dilakukan ujicoba instrumen terhadap 10 orang guru biologi di luar populasi, hasilnya dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal. Sumber data penelitian ini adalah semua guru biologi kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan.

E. Prosedur Penelitian
1. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa angket/kuesioner. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mempertimbangkan berbagai faktor yaitu waktu, jumlah data yang cukup banyak dan tersebar secara geografis. Dalam hal ini digunakan kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup merupakan bentuk kuesioner dimana responden tinggal memilih jawaban dari alternatif jawaban yang sudah disediakan. Kuesioner tertutup digunakan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004. Sedangkan kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui cara pemecahan yang dilakukan oleh guru.
Langkah-langkah pembuatan kuesioner meliputi penyusunan kisi-kisi kuesioner yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan dan bentuk jawaban yang diinginkan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. Jumlah pertanyaan dalam kuesioner uji coba sebanyak 55 butir. Setelah diuji cobakan diperoleh 48 butir pertanyaan yang valid yang kemudian digunakan sebagai pengambil data penelitian.
Setiap pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban, yaitu berupa pernyataan tentang tingkat kesulitan yang dialami oleh responden berupa skor dari 1-4 dan responden tinggal memilih salah satu jawaban dengan memberi tanda cek () pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, setiap option mempunyai kategori yang berbeda yaitu sebagai berikut.
Skor 1 = tidak kesulitan
Skor 2 = agak kesulitan
Skor 3 = kesulitan
Skor 4 = sangat kesulitan
2. Uji Coba Instrumen
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan di luar populasi penelitian terhadap 10 orang responden. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat validitas dan reliabilitasnya.
a. Validitas Angket
Pada penelitian ini validitas data diperoleh dengan menjumlahkan skor angka yang diperoleh dari jawaban pertanyaan pada angket yang diajukan pada responen. Analisis validitas angket menggunakan rumus korelasi produk momen, pengujian validitas dilakukan dengan cara menentukan validitas item.
Untuk mencari validitas masing-masing butir angket digunakan rumus korelasi produk momen yang dikemukakan oleh Pearson (dalam Arikunto, 1997):


Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = jumlah peserta
x = nilai item tertentu
    y = nilai item total
Untuk menentukan valid tidaknya instrumen suatu item adalah dengan mengkorelasikan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) pada taraf signifikan 5 % atau taraf kepercayaan 95%.
b. Reliabilitas Angket
Untuk menguji reliabilitas rumus yang digunakan adalah rumus alpha, karena skor instrumen merupakan rentangan antara 1 sampai 4 (Arikunto, 1997). Sebab rumus lain hanya bisa untuk menghitung reliabilitas instrumen dengan skor 0 atau 1.
Rumusnya:
]
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ δb2 = jumlah varian butir
δt2 = varian total
(Arikunto, 1997)
Untuk mencari varian butir adalah sebagai berikut:
Untuk mencari varian totalnya adalah:
Keterangan:
x = skor butir
y = skor total
N = jumlah sampel
(Arikunto, 1997)

F. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang analisis hambatan proses pembelajaran biologi dan cara pemecahannya dalam pelaksanaan kurikulum 2004 bagi guru kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan adalah sebagai berikut.
1. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh daftar SMA Negeri se-Kota Tarakan dan data tentang nama guru biologi kelas X SMA Negeri se-Kota Tarakan sebagai populasi penelitian.
2. Metode Angket atau Kuesioner
Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul data pokok tentang analisis hambatan proses pembelajaran biologi dan cara pemecahannya dalam pelaksanaan Kurikulum 2004 bagi guru SMA Negeri se-Kota Tarakan.
3. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan responden, untuk menggali lebih luas tentang hambatan proses pembelajaran biologi dalam pelaksanaan kurikulum 2004.

G. Metode Analisis Data
 Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut.
1. Mengkuantitatifkan jawaban item pertanyaan dengan memberikan tingkat-tingkat skor untuk masing-masing jawaban.
2. Menghitung frekuensi untuk tiap-tiap kategori jawaban yang ada pada masing- masing faktor.
3. Menghitung skor yang diperoleh ke dalam bentuk persentase. Teknik ini sering disebut dengan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase.
Adapun rumus untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992) adalah:
Keterangan:
n = nilai yang diperoleh responden
N = nilai yang semestinya diperoleh responden
% = persentase kesulitan/hambatan
4. Menganalisis data penelitian dengan menggunakan analisis persentase. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat hambatan, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif.
Untuk mengetahui kriteria hasil perhitungan dibuat tabel.
Diketahui:
Jumlah responden :
Skor maksimal : 4
Skor minimal : 1
Jumlah pertanyaan :
Jumlah skor maksimal :
Jumlah skor minimal :
Rentang skor :
Persentase maksimal : 100%
Persentase minimal : 25%
Kelas Interval :
Panjang kelas :
Tabel 3. Kreteria Tingkat Hambatan Ini Sebagai Contoh.
Tabel 3. Kriteria Tingkat Hambatan Rentangan skor
Interval
Kriteria
2497 – 3072
1921 – 2496
1345 – 1920
768 - 1344
81.25% < % ≤ 100%
62.50% < % ≤ 81.25%
43.75% < % ≤ 62.50%
25% < % ≤ 43.75%
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah

Jawaban dari angket terbuka dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan cara pemecahan yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat ditentukan alternatif pemecahan yang tepat.
6. Hasil wawancara dianalisis secara deskriptif untuk membandingkan jawaban yang telah diperoleh melalui kuesioner.
7. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian deskriptif, hambatan-hambatan apakah yang dihadapi guru-guru kelas X di SMA Negeri se-Kota Tarakan dalam melaksankan pembelajaran biologi dengan menggunakan kurikulum 2004 dan bagaimanakah alternatif cara pemecahannya.
DAFTAR PUSTAKA


Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto,S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Bina Aksara.
Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdiknas. 2002a. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
________. 2002b. Kurikulum Berbasis Sekolah. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.
________. 2003a. “Kurikulum 2004”. http://www.puskur.or.id/data/2004/Standar %20Kompetensi/Standar%Kompetensi20SMA-MA/14.%20Biologi.pdf. 10 September 2004.
________. 2003b. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah & Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Maheri, S. 2004. Pelaksanaan Uji Coba Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di SMU. Semarang: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
__________. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Poerwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sarnapi. 2003. “KBK, Implementasi dan Sikap Mental Guru”. Artikel. www.pikiran_rakyat.com/cetak/1203/20/11.htm-14K. 5 Agustus 2004.
Sudjarwo. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

3 komentar: